Tuesday, August 19, 2014

Ini Curhat

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 5:45 AM 0 comments
Hi there!

Udah lama banget *cieilah banget* ga ketemu ya kita. aku kangen bisa aktif nulis di blog kaya dulu lagi.
sekarang kerjaannya les-___-

tahun kedua aksel emang berat

ya tapi harus lah dijalanin namanya juga konsekuensi. kalo dari awal udah pilih aksel ya dijalanin *uhuk

by the way, aku lagi bingung nentuin kemana aku harus kuliah. bingungnya bukan karena belum tahu mau kemana, udah tau sih, cuma ya gitu masih rada gak yakin sama pilihan.

Orang tua sih cocok-cocok aja sama pilihan aku, tapi aku sendiri malah bingung.
jujur aku agak nyesel sama 3 semesterku yang lalu. itu jujur.

yang namanya anak pasti mau ya banggain orang tua mereka,

bikin orang tua bangga,

bikin orang tua seneng punya anak kaya kita,

bikin orang tua menitikkan air mata bahagia,

bikin orang tua suatu hari berkata "itu anakku lho" dengan bangganya

Tapi gini, aku itu masih rada takut sama persaingan. padahal hidup ini penuh persaingan ya wkwk

ga wajar emang, harus dihilangin emang, tapi ya gitu, susah.

aku anaknya ga pedean sih sama pilihan sendiri, makanya kadang berasa ga ngerti harus berbuat apa, harus kemana, harus gimana.

Ditambah lagi tahun ini gatau kenapa kok aku ngerasanya hari aku udah full banget. idk why.

Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, sudah seharusnya kan aku....

bikin orang tua bangga,

bikin orang tua seneng punya anak kaya kita,

bikin orang tua menitikkan air mata bahagia,

bikin orang tua suatu hari berkata "itu anakku lho" dengan bangganya

tapi, aku takut malah ngecewain kalian, pak, bu.

trus intinya posting ini itu apa?

ya intinya aku lagi dalam keadaan bingung mau lanjut kuliah kemana, iya udah.



Yang lagi bingung,






Wednesday, April 23, 2014

Jatuh Cinta Diam-Diam

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 2:39 AM 0 comments

Diam, katanya emas. 
Jika memang begitu, harusnya orang yang jatuh cinta diam-diam praktis menjadi orang terkaya di dunia. 
Aku tahu! Mengapa jatuh cinta diam-diam tak kunjung membuat pelakunya kaya? 
Karena ‘emas’ yang di dapat karena diamnya habis digerogoti rasa penasaran dan kelelahan menebak-nebak.
Sesungguhnya benak orang yang jatuh cinta diam-diam adalah benak yang paling cerewet. Dalam pikirannya, orang yang jatuh cinta diam-diam akan terus berceloteh, bertanya, dan lagi, menebak. Mungkin terlihat tak ada lelahnya. Tetapi sebenarnya tak ada yang pernah menginginkan itu, hanya saja tak ada yang kuasa ketika itu menimpa dirinya.
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menghiasi pikiran. Aku, juga pernah jatuh cinta diam-diam. Kurang atau lebihnya, aku selalu bertanya.
“Apakah dia tahu kalau aku sering memandanginya bahkan ketika dia melakukan aktivitas sekecil apa pun?”
“Apa dia pernah melihatku, menyadari keberadaanku? Atau aku begitu tak nyata?”
“Pernahkah sedikit saja terlintas dalam pikirannya tentang aku?”
“Mengapa dia mengenakan baju dengan warna seperti warna kesukaanku?”
“Mengapa dia menyanyikan lagu favoritku di lorong kelas tadi?”
“Ah, bagaimana bisa dia bercerita ke temannya baru saja menonton film yang sudah berkali-kali aku tonton karena aku sungguh menyukainya?”
“Apakah dia punya perasaan yang sama denganku?”

Aku sering merenung, khususnya di malam hari. Tak mengerti mengapa hubungan antara satu manusia dengan manusia lain bisa begitu rumit, atau dibuat rumit oleh manusia itu sendiri? Entah.
Setahuku, komunikasi bisa meluruskan semuanya, menghilangkan penasaran, menghentikan kamu menebak-nebak. Bicara, dan kamu akan berhenti untuk lelah.
Karena orang yang jatuh cinta diam-diam, cintanya juga bisa berbalas. Balasan berupa penerimaan diam-diam, penolakan diam-diam, atau mungkin diabaikan diam-diam.

Sunday, April 13, 2014

Cerita Cinta Biasa

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 1:04 AM 0 comments
Gif: Tumblr (dreaming-when-lights-are-gone)
Ini tentang cerita cinta yang biasa saja. Tentang seorang pria yang berjalan di sebuah trotoar basah. Air hujan kala itu menyamarkan genang di matanya.
Tidak terjatuh. Air itu menggantung di pelupuk. Seperti rasa sesal yang tertumpuk. Bintik air mulai membasahi kemeja birunya. Ujung dasinya ia gulung kemudian dimasukkannya ke kantung kemeja, seperti enggan membuka dasi itu sama sekali. Tak ingin kebasahan, tapi melindunginya pun setengah hati.
Ada yang istimewa dengan dasi hitam itu.
Seolah tak takut pada rintik hujan, pria itu sama sekali tak mempercepat langkah kakinya. Tak ada kenaikan volume suara dari pantofel yang beradu dengan trotoar. Sesekali ia menengok ke kiri. Toko dan kedai satu persatu ia lewati.
Kali ini dia meluruskan tangannya ke depan, hanya untuk menyingsingkan lengan kemejanya, lalu membengkokkan sikunya hingga pergelangan tangan mendekati dada. Jarum jam di jam tangan hitamnya menunjukkan pukul 5.47 sore.
Sudah dua blok pria itu berjalan. Bahunya sudah membentur bahu orang lain tiga kali, hampir bertabrakan melawan lalu-lalangnya orang.
Pria itu memperlambat langkahnya, menengadah ke langit. Namun kini tak ada lagi titik air menjatuhi wajahnya. Hujan sudah reda. Ia bersandar di dinding sebuah toko roti. Seperti banyak yang dipikirkan, dahinya mengerut. Bola matanya menatap ke arah sudut kiri kelopaknya.
Tangannya mengepal. Ia memukul tembok. Kesal. Sekaligus terkejut. Ada sesosok pria terduduk satu setengah meter di kiri pria itu. Seorang pria lainnya. Sesosok pria tak berumah.
Gelandangan itu memegang sepotong kardus bertuliskan “uang, atau sebuah senyuman”.
Foto: Tumblr (thatfuckedupglory)
Mata sang pria memincing. Namun kemudian ia tersenyum. Berjalan perlahan mendekati si gelandangan, merogoh kantung celana bahannya, kemudian membungkuk. Diberikannya beberapa keping koin kembalian membeli kopi tadi sepulangnya bekerja. Pria itu tersenyum sekali lagi.
Gelandangan itu bertanya, “Hendak ke mana, Nak?”
“Entahlah. Aku pun tak tahu.”
“Mengapa berjalan jika tak tahu tujuan?”
“Aku ingin bertemu seseorang.”
Gelandangan itu menatap wajah sang pria lebih dalam dari sebelumnya, sebelum kemudian mengangguk perlahan mengusap janggut putihnya yang lebat. “Mengapa kamu memberikan semuanya?”
“Aku hanya memberikanmu koin,” jawab sang pria sedikit terheran, “bahkan ini masih ada sisa koin di sakuku.”
“Bukan. Aku hanya meminta uang, atau sebuah senyuman.”
“Ah, iya. Kalau bisa memberi semua, mengapa harus salah satu?”
Gelandangan itu tersenyum. “Kejarlah, Nak. Jangan setengah-setengah.”
Sang pria terdiam. Matanya terbuka. Ada degupan kencang di dadanya seraya ia berdiri kembali. Seketika ia melanjutkan langkahnya. Mempercepatnya. Bukan. Berlari!
Bagian bawah kemejanya mulai mengering, hanya tinggal bagian bahunya saja yang basah. Pria itu berhenti di satu persimpangan. Tepat di depan sebuah kios majalah. Sang pria menatap ke arah tiang lampu lalu lintas. Bibirnya terbuka membaca perlahan tulisan dari spidol merah di tiang itu.
Jio.
Ia berbalik dan menoleh ke arah kios majalah. Sontak pikiran pria itu terlempar jauh ke belakang. Tergambar sosok perempuan berambut panjang, tak terlalu lurus, sedikit ikal. Hidungnya tak mancung, malah cenderung besar. Pipinya pun mengingatkan pria itu tentang bakpao yang sering dijadikannya bahan ejekan untuk sang perempuan. Pria itu memanggilnya Jio.
Pria itu ingat betul perempuan yang ada di bayangannya sekarang sering mengeluhkan dirinya gendut. Perempuan yang sering merasa gendut itu telah membuat sang pria kurus karena sering memikirkannya.
24 menit sudah sang pria berdiri di persimpangan jalan itu. Selama itu, ia menancapkan tatapan ke kios majalah. Menunggu. Pria itu sesekali melihat jam tangannya. Kali ini jam tangannya menunjukkan pukul 6.57 malam.
“Harusnya sudah datang,” gumamnya.
Hingga Jio akhirnya tiba di kios majalah. Berbicara kepada penjaganya, menyerahkan sejumlah uang, dan mengambil majalah bergambar rumah di cover-nya.
Degup di dada sang pria semakin kencang. Ada lagi informasi kecil yang membangkitkan memori.Jio suka hal berbau interior. Pria itu mendadak ingat pernah membelikan Jio kursi unik berbentuk segitiga berwarna hijau sebagai hadiah ulang tahunnya.
Dengan keberanian terbesar yang selama ini ia kumpulkan, pria itu melangkah menghampiri Jio. Berhenti dan berdiri tetap di hadapannya. Jio terkejut, kemudian melihat dari kaki hingga kepala pria itu.
Jio, aku cuma ingin meminta maaf.”
“Nggak ada lagi …”
Belum selesai Jio bicara, pria itu menyambarnya. “Seumur hidupku aku nggak bisa hidup seperti ini. Hidup yang tanpa kamu di dalamnya.”
Jio terhenyak. Pipinya basah. “Aku yang harusnya minta maaf.”
Jio melangkah ke arah kanan pria itu. Cepat.
Belum sempat pria itu mengejar, Jio sudah disambut seorang pria dengan raut wajah agak kebingungan. Bahasa bibirnya menunjukkan, “Kamu kenapa?” bertanya kepada Jio, kemudian melayangkan sebuah pelukan di pundak.
Pria itu bergeming. Matanya menatap nanar. Bertambah lagi perbendaharaan sekuen pahit di hatinya. Yang bisa ia lakukan hanyalah merogoh sisa koin di kantung celananya, kemudian memandanginya. “Mengapa waktu itu tak kuberikan sepenuhnya?”
Pria itu menyesal karena tak selalu ada. Ia menyesal karena tak memberikan semua yang dipunya. Ia longgarkan simpul dasi hitam di kerah kemejanya dengan tangan kiri. Menggoyang-goyangkannya sedikit, kemudian melepasnya. Tak membuangnya, tapi menggenggamnya. Seperti hatinya masih ingin menggenggam, tapi harus melepas.
Kini, dahinya hanya bisa mengerut, menahan air mata untuk tak jatuh. Hanya tak ingin kelihatan cengeng.
Namun ada yang tak biasa dari alis tebalnya yang mengernyit. Sebuah petir menghunjam denyut jantungnya berupa rasa sakit. Sakit luar biasa, yang semuanya bermuara pada satu frasa. Rasa sesal.
Ini tentang cerita cinta yang biasa saja. Tentang seorang pria yang mencinta dengan biasa. Sebiasa ia bernapas. Saking terbiasa, hingga akhirnya sang pria tak bisa hidup tanpanya.

Saturday, April 12, 2014

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 8:29 AM 0 comments
Ada saatnya matahari harus tenggelam
Dan bila saat itu tiba, segala sesuatunya memang menjadi gelap
Tapi kita harus tahu bahwa Tuhan
memberikan bintang sebagai lentera dan bahwa sesudah terbenamnya, 
Matahari pasti akan terbit lagi hari esok.

-dwrnnthp



Merpatiku Telah Hilang Pergi

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 6:39 AM 0 comments
Merpatiku Telah Hilang Pergi

Author: Dewirinanti H.P

N
amaku Amalia Yosi Firdausa, panggil aku Osa. Hari ini hari pertamaku masuk sekolah. Di sebuah kelas di ujung lorong. Kulihat wajah-wajah yang tampak asing bagiku. Di keasingan itu, kulihat sebuah karunia Tuhan yang sampai saat ini aku sebut “semangat hidup”. Aku tak bisa lepas dari tatapan pertamaku, tatapan dimana aku terjebak dalam dimensi waktu yang seakan-akan berhenti berlari ketika bertatapan dengan sosok itu.

            Hari berganti hari, setiap bel kehidupan berbunyi ingin rasanya aku berlari menjumpai sosok tampan yang ku tak tahu namanya itu.

            Hari ini pelajaran olahraga, aku menyeka peluh di wajahku sembari menatap kelasnya yang kuanggap sebagai surga di sekolahku. Tenggorokanku sangat kering sehingga kupalingkan surga itu sejenak untuk membasahi tenggorokanku. Kulangkahkan kakiku menuju koperasi yang letaknya jauh dari “surga” itu. Sesaat setelah aku membuka lemari pendingin untuk mengambil minum, kulihat tangan yang kecoklatan, yang tidak asing lagi bagi mataku. Saat kuberanikan diri menatap wajahnya, dia menatapku kembali. Mata kami bertemu dan saat kusadar, dialah cahaya hidupku. Waktu seakan berhenti, kami berdua melempar senyum bersamaan seakan berkata berpisah. Setelah kejadian itu, kutahu sudah namanya, Prabandaru Samuel Haryono.

            Sam, nama yang indah, nama yang gagah. Nama yang tampan. Setampan dan segagah parasnya. Hari berganti hari, aku sudah mulai mengenali seluk-beluk tentang dirinya karena dia juga anak populer di sekolah. Selain itu, dia juga mahir dalam bela diri. Dia tergabung dalam kelompok silat “Merpati Putih”. Aku menyesal karena sudah terlanjur tidak memilih ekskul yang sama dengan Sam. Padahal awalnya aku ingin masuk ke ekskul itu, untuk meneruskan karirku dalam bidang bela diri.

            Tak terasa, sudah 1 semester aku dan Sam menjadi kakak dan adik kelas. Sudah 1 semester pula aku menatapnya satu arah tanpa dia mengetahui keberadaanku. Miris memang, tetapi apa dayaku untuk menjadi dekat dan menjadi sorotannya. Mungkin baginya aku hanyalah angin lalu yang hanya sesaat, tapi bagiku ia lebih dari sekedar angin, bagiku ia udara. Tanpanya tak ada pula semangatku.

            Aku merasa bersalah, karena tujuanku untuk datang ke sekolah sudah teralihkan. Yang awalnya berniat untuk menimba ilmu, namun yang terjadi hanya menimba info Sam. Aku sadar aku sudah seharusnya rajin belajar, tapi apa daya hatiku berkata lain, Sam sudah berhasil mencuri hatiku dan juga pikiranku.

            Setelah sekian lama, aku mulai mencari tahu tentang apapun tentangnya di sosial media. Dia bukan anak yang eksis di Facebook atau semacamnya. Kuberanikan diri untuk menekan tombol ADD FRIEND yang sampai sekarang tak kunjung dikonfirmasinya. Sedih rasanya, namun siapalah aku ini.

            Sore ini aku mengikuti kegiatan pramuka yang tentu saja menginap. Disitu mulai kukenal teman satu angkatanku yang juga “menjabat” sebagai Penggemar Rahasia Para Senior. Entah pesona apa yang dimiliki para senior kami sehingga kami takluk dibuatnya. Sebut saja Barbie, ia teman satu regu denganku. Ia juga anak Merpati Putih. Jujur aku sering merasa iri dengannya, ia yang terkenal supel dan cantik. Tak heran maka banyak senior yang terpikat olehnya.

            Malam saat kami sedang menikmati dingin, kami dikejutkan dengan suara Barbie yang baru saja mendapat pesan singkat dari Sam, “EH MAS SAM SMS AKU NIH!”. Saat aku mendengarnya, entah apa yang telah menyambar hatiku hingga menusuk ke dalam. Sakit sekali. Karena tak tahan dengan hal itu, aku memilih pergi dari kawananku.
            Setelah kejadian itu, mulai pupus harapanku untuk mendapatkan sosok tampan ber-ninja itu. Tetapi saat harapan itu pupus, sosok itu justru datang kembali membawa sejuta pesona barunya hingga hatiku tak kuasa menolak pesonanya, “AAA SAM POTONG KUMIS JADI TAMBAH CUTEEEE!!!”.

            Selepas kedatangan dia kembali ke hatiku, banyak kejadian yang mulai mendekatkan aku dengannya kembali. Bertemu di Musholla, dan entah berapa kali mata kami bertemu. Aku sangat menikmati kedekatan kami yang jauh itu. Aku senang kami bisa sedekat ini.

            Suatu hari kulihat ia bermain basket di lapangan,
“Sungguh tampan ciptaan-Mu yang satu itu ya Tuhan” , gumamku.
Peluh yang membasahi wajahnya, membuatnya terlihat lebih tampan, lebih keren dari biasanya. Entah apa lagi yang menyambar hatiku, rasanya seperti tersambar petir yang membawa zat-zat aneh yang disebut cinta.

“Dia tampan, apa mungkin ia menyukaiku? Atau hanya pungguk yang merindukan bulan?”

            Di siang yang panas ini, seperti biasa, kulekatkan pandanganku ke arah XII IPA 4, kelas Sam. Terlintas di benakku, sedang apa ia sekarang. Apa yang dia pikirkan sekarang. Ah tapi sudahlah, siapakah aku ini. Suatu saat, aku mencoba membuka profilnya di facebook. Saat aku mulai men-stalking accountnya, saat itu jugalah aku patah hati. Kulihat seorang perempuan yang tidak kukenal, memasang nama Sam sebagai sampulnya. Patah hatilah aku. Pupus sudah harapanku. Aku tak lagi berharap apapun tentang dia (lagi).

            Saat ku mulai berhenti untuk menyukainya, dia justru datang. Berusaha mengobati luka lamaku mungkin. Harapanku yang hancur kini mulai ditata ulang olehnya, entahlah. Tapi aku senang dia datang kembali. Ia tersenyum padaku, ia mulai bercerita tentang masa lalunya padaku. Aku dan dia dekat, sekarang. Bahkan tempat duduk di ninjanya pernah kutempati. Tak pernah kusangka bisa sedekat ini, lebih dekat dari sekedar senyum dari kejauhan. Ya memang status kami hanya teman, tapi apalah arti sebuah status? Aku bahagia bisa SEDEKAT ini dengannya. Merengkuh tangannya, merasakan hangatnya genggamannya. Seakan dialah milikku, dan akulah miliknya. “Tuhan, jangan pisahkan kami (lagi)” batinku. Dialah semangat hidupku yang pernah hilang dan sekarang datang kembali.

            Tak terasa sudah satu tahun aku menjadi adik kelas Sam. Kabarku sekarang baik, Sam juga baik. Tapi kisah kami tidak.

            Hari itu malam perpisahan di sekolah kami. Aku datang kesana tanpa Sam. Sam berkata bahwa ia tak akan datang karena ia tak menyukai pesta. Saat arlojiku menunjukkan angka 10, aku melihat sosok tampan yang sangat kukenali wajahnya, sangat kuhafal wangi parfumnya. Ya, itu Sam! Lalu mengapa ia disini? Coba kubuntuti dia sampai akhirnya ia berhenti di depan kelasnya. Aku hanya bisa melihat dari ujung lorong. Tempat dimana Sam tidak menyadari keberadaanku. Aku melihat Sam berbicara dengan seorang perempuan yang aku kenal. Ya, dia sahabatku sendiri, Lia. Kulihat dari kejauhan, Sam memberi sekuntum mawar merah lengkap dengan kado berkotak merah muda. Tak lupa Sam memberi kecupan di dahi Lia. Betapa hancur hatiku melihat kejadian itu. Kejadian yang lebih memilukan daripada remidi fisika.

“Jadi apa arti genggaman tangan itu? Apa arti semua puisi yang dikirimkannya di pagi hari? Apa arti setiap lagu yang pernah ia mainkan untukku? Apa arti semua mawar merah yang selalu ia berikan setiap pagi?”

Tak kusadari air mataku perlahan jatuh membasahi pipiku, dadaku terasa sesak, ingin rasanya kubunuh mereka.

            Melihat mereka yang seperti itu, tanpa pikir panjang lagi aku pergi menghampiri sepedaku. Kukayuh pedal dengan sekuat tenaga hingga darah mulai mengalir dari kakiku.

“Hatiku berdarah, begitu pula kakiku. Lalu bagaimana aku akan bangkit?”

Air mata yang menetes, darah, serta hujan mengiringi sakit hatiku di malam itu.



Merpatiku Telah Hilang Pergi. 

Thursday, March 20, 2014

Jawaban-jawaban Absurd Dalam Ulangan

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 6:44 PM 1 comments

Ulangan merupakan ajang hidup dan mati para pelajar untuk memperjuangkan nilainya. Mereka yang udah belajar bakal tenang-tenang aja dalam menghadapi ulangan. Mereka yang belum belajar bakal nangis dan bilang, "Padahal gue pengin jawab itu." saat ulangan dibagikan. Ada yang bodo amet sama nilainya, ada yang nyalahin buku pelajaran, ada yang belum dibagiin aja udah nanyain ada remedial atau nggak. Setelah gue perhatikan, ada lagi satu fenomena unik yang terjadi saat ulangan dibagikan. 


Ya, itu adalah saat di mana si pelajar pintar mendapat nilai ulangan jelek. 

Kebanyakan pelajar pintar yang dapat nilai ulangan jelek akan ngecek jawaban ulangan pelajar lain yang lebih bodoh dari dirinya. Pelajar pintar akan ngecek jawaban ulangan dengan naluri pembunuh bayaran sambil bilang, "Gue bakal nemuin kesalahan lu. Nilai lu nggak boleh lebih dari gue!" dalam hati. Memang licik sekali. Soalnya gue juga pernah. 

Tapi bukan itu yang pengin gue bahas. Kali ini, gue akan membahas seputar jawaban-jawabanabsurd yang ada dalam ulangan. Gue menyimpulkan, mereka yang menjawab ulangan dengan jawaban absurd ini adalah: 
1) Mereka yang berpikir out of the box
2) Imajinasinya tinggi. 
3) Otaknya geser. 
4) Udah terlampau kreatif. 
Gue sendiri nggak kebayang dengan jawabannya. Dan gue yakin, gurunya pasti stress banget. Kalo gue yang jadi gurunya, mungkin gue akan langsung pensiun dan berhenti mengajar selama-lamanya.

Di satu sisi, pelajar pasti udah belajar mati-matian. Tapi pas ulangan, mendadak langsungblank, pasrah, atau mengalami penggeseran otak secara tiba-tiba. Nah, ini adalah jawaban-jawaban absurd dalam ulangan yang bisa bikin kita geleng-geleng kepala:

1.
Jawaban absurd dalam ulangan | Kasih sayang pembantu

"Gambar di samping mewujudkan kasih sayang seorang: A. pembantu." Gue yakin banget, pelajar SD ini kurang mendapat kasih sayang dari orang tua. Anak ini pasti sering nongkrong di Indomaret dan bergaul dengan para kasirnya. Suka nemenin pembantunya belanja lalu mojok bareng tukang sayur. Semoga orang tuanya cepat ditemukan. 

2.
Jawaban absurd dalam ulangan | Napoleon

"In which battle did Napoleon die?"
His last one. Oke...

"Where was the Declaration of Independence signed?"
On the bottom of the page. You don't say?

"What can you never eat for Breakfast? 
Lunch & Dinner. Yaiyalah!

.... "If you had 3 apples and 4 oranges in one hand and 3 oranges and 4 apples in the other hand, what would you have?"
Very large hands. Argggghhh!!!

Yang lebih absurd lagi, walaupun dapet nilai F, pelajar satu ini mendapatkan nilai A+ untuk kreativitasnya. Salut.

3.
Jawaban absurd dalam ulangan | Segitiga sama kaki

Yak, pelajar satu ini benar-benar menggambar segitiga sama kaki!

4.
Jawaban absurd dalam ulangan | Ketumpahan kopi

Ini juga nggak kalah kreatif. Jawaban essay pertamanya rahasia. Jawaban essay kedua ketumpahan kopi. Nggak habis pikir, apa yang ada di otak anak ini. Tapi, terima kasih, karena udah memberikan ide jawaban yang brillian. Nanti, bakal gue coba praktekin. 

5.

Jawaban absurd dalam ulangan | BENAR dan TEPAT

Udin benar-benar pelajar yang menaati peraturan. "Jawablah pertanyaan berikut dengan BENAR dan TEPAT." Dan lihat, jawabannya BENAR dan TEPAT semua! Bravo, Udin! Yang bikin gue ketawa, adalah jawaban nomor 3. Mungkin menurut Udin, dengan dicoretnya jawaban BENAR dan diganti dengan TEPAT bisa mengubah nilai ulangannya. Ya, siapa tau. 

6.
Jawaban absurd dalam ulangan | Realitas

Inilah yang namanya realitas. Di zaman sekarang ini, nggak bisa disalahin juga sih jawabannya. 

7.

Jawaban absurd dalam ulangan | Doa

Biar gue tulis ulang kalo gambarnya nggak kelihatan: 

"1. Buktikan garis berat suatu segitiga adalah 2 : 1. 

Jawaban: Saya bingung pak, apa yang mau saya buktiin. Ini semua telah dirancang oleh Tuhan. Segala sumber ilmu pengetahuan berdasarkan firman Tuhan dan dia yang menjadikannya baik. Jadi menurut saya tidak ada yang perlu dibuktikan, karena pembuktian ini hanyalah bentuk ketidakpercayaan saya dengan Tuhan. Karena saya percaya Tuhan saya, Tuhan yang benar. Saya percaya kepada-Nya bahwa garis berat dari suatu segitiga adalah 2 : 1! 'Barangsiapa yang tidak percaya kepada-Nya, hidupnya akan binasa.' "

Menurut gue, pelajar yang satu ini kayaknya salah jurusan, mengalami tekanan batin, atau udah bener-bener pasrah sampai nggak tahu harus jawab apa. Gue yakin, walaupun nilai matematikanya jelek, nilai agamanya pasti tinggi. Ini juga sebagai pelajaran sih, bahwa ketika kita nggak bisa menjawab soal ulangan, pastikan aja iman kita kuat. 

8.
Jawaban absurd dalam ulangan | Polisi

Anak yang jujur sekali. "Siapa dia?" Polisi. "Apa saja tugasnya?" 1) Minta uang. 2) Jagain jalan. 3) Baris-baris. Udin, is that you? 

9. 
Jawaban absurd dalam ulangan | X

Seorang pelajar jenius dengan IQ lebih dari 200 telah lahir. Lihat, betapa cepatnya dia menemukan "x". Gue pernah make cara ini pas ulangan matematika karena udah saking pasrahnya. Bukannya dibilang jenius, jawaban gue malah disalahin sama guru. 

10.
Jawaban absurd dalam ulangan | Pac-Man

Anak ini pasti nggak suka matematika. 

11. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Hitler

"Who has Adolf Hitler?" Malah digambar. Ini juga harusnya nggak disalahin, sih. 

12. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Sin x

Gue paham langkahnya, karena gue pernah melakukan ini. 

1/n sin x = ? -> huruf n dicoret -> tinggal si x -> six -> 6. 

13. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Duck typo

Lagi-lagi, pelajar salah gaul. Mungkin, ini adalah asal muasal dari typo yang sebenarnya. Gue kira, ngetik doang yang bisa typo. Nulis juga bisa ternyata. Salahkan keyboard yang huruf "d" dan "f" -nya bersebelahan. Eh, tapi ini nulis pake pensil, ya. 

Gue berharap, semoga ini bukan Udin.

14. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Expand = memperluas

Expand artinya memperluas. Kalo soalnya begini, menurut gue jawabannya nggak salah. Karena 2(x+y) benar-benar diperluas oleh pelajar satu ini. Mungkin, trik ini bisa gue pake nanti saat ulangan. Kalo guru gue protes, gue kasih kamus bahasa Inggris. 

15.
Jawaban absurd dalam ulangan | Matematika tetris

Stress dengan pelajaran Matematika nggak membuat pelajar satu ini kehabisan ide. Dia malah menggambar tetris, padahal disuruhnya grafik parabola. Creativity level: insane

***

Sebenarnya, masih banyak jawaban-jawaban absurd dalam ulangan yang gue temukan. Tapi kalo gue langsung share semua di sini, kebanyakan. Mungkin, postingan ini ada edisi keduanya. Tunggu aja nanti. Kapan-kapan, ya. Kesimpulannya: pasrah membuat kreativitas seseorang meningkat. Ya, saat ulangan dan nggak tahu jawaban misalnya. Pasrah aja. Soal yang jawabannya susah itu menandakan, kreativitas kalian sedang diuji. Jadi, tinggal memilih: mau ikut rumus yang ada di catatan, atau membuat rumus sendiri dengan imajinasi? Risikonya memilih opsi kedua adalah nilai ulangan jelek. Kecuali gue gurunya. 

Dan untuk menutup postingan kali ini, ada sebuah rumus absurd yang sebenarnya nggak gue anjurkan. Tapi kalo mau percaya dikit boleh sih:

Study = no fail..... (1)
No study = fail..... (2)

(1) + (2) 

Study + No study = no fail + fail
Study (1+no) = fail + (1+no)
Study = fail

***

Wednesday, March 19, 2014

Bahas Politik Indonesia Yuk!

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 8:28 PM 0 comments
Hai semuanya!

bentar lagi negara kita tercinta bakal ngadain pesta demokrasi yaa~
yang belum tau, maksudnya itu mau ngadain pemilu.
Pasti udah pada tau semuanya ya,
bisa dilihat kalo kita lagi di jalan,
banyak banget kan spanduk, baliho, apapun lah itu sarana kampanye para caleg.

kampanye?
kampanye itu cara mencari pencitraan, cara menarik perhatian dan diatur semenarik mungkin
biar rakyat percaya sama para caleg, biar rakyat percaya kalo para caleg itu PRO RAKYAT.

Nah,
yang penting sekarang, kita itu harus selektif.
apalagi kita sebagai para pemilih muda, kita harus bisa memilih mana yang asli baiknya,
mana yang palsu.

Coba deh sekarang kita lihat,
spanduk-spanduk tentang promosi caleg itu udah ga menarik lagi, isn't it?

soalnya udah ketahuan lah, kebanyakan calon legislatif kalo udah kepilih pasti berulah.
gak lagi PRO RAKYAT, tapi ya gitu, mementingkan dirinya sendiri, sampai akhirnya dia jatuh sendiri~

Spanduk kaya gitu tuh paling cuma butuh modal:
1. UANG
2. SENYUM
3. PARAS
4. SLOGAN "STOP KORUPSI"


spanduk kaya gituan udah banyak lah, jadi kita harus lebih selektif buat milih.

btw, caleg itu gak jauh beda ya sama SPG.

kenapa?

ya soalnya, SPG sama Caleg sama-sama menawarkan produk-produk yang dimilikinya, kepada orang-orang yang ngga mereka kenal dan ngga kenal sama mereka, yang tujuan akhirnya, biar mereka terpilih~ Smiley

cuma bedanya,
kalo SPG itu dandan karena tuntutan profesi
tapi kalo caleg itu dandan karena manipulasi Emoticon

maksudnya manipulasi itu ya, para caleg cuma terlihat baik pas kampanye aja,
tapi pas udah kepilih? KELIHATAN ASLINYA.
ya tapi kan ga semua caleg kaya gitu,  ada yang beneran baik dan beneran kepengin mengusahakan aspirasi rakyat biar Indonesia jadi lebih baik. Smiley
kita semua juga maunya gitu ya,
pengen Indonesia yang lebih baik.

jadi sekali lagi aku ingetin,
jadilah pemilih yang selektif dan cerdas. oiya, jangan malah golput.

Buat bapak-bapak ibu-ibu calon anggota legislatif ,
kami harap anda semua andaikan terpilih,
tolong menjadi anggota legislatif yang baik ya.
jangan pentingin ego sendiri.
apalagi sampe korupsi.

dosa loh pak, bu Emoticon

gak mau kan negara kita jadi tambah melarat lagi? tambah bobrok lagi?

udah cukup lah kita semua dibodohi sama tingkah licik anggota yang lalu,

oiya semuanya,
kalian juga bisa perhatiin ya.
nanti kalo udah kepilih jadi anggota legislatif, bisa dilihat mana yang kinerjanya agak ngga bener.
yaudah maklumin aja,
soalnya kan mungkin dia udah capek kerja pol-polan pas kampanye :V

yaudah ya,
semoga abis kita bahas ini,
kalian semua dapet pencerahan biar kalian jadi pemilih yang cerdas.

dan jangan lupa ya,
kita sukseskan pemilu tahun 2014!

Sunday, March 16, 2014

Nenek OPLAS jadi justin Bieber

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 9:35 PM 0 comments
Nenek-Nenek Operasi Plastik Jadi Justin Bieber!

Well, it's not exactly like what it said in the title but, just watch this cool video of this Grandma transforming into Justin Bieber

Cool, huh?
Video-video Alexander K. lainnya juga model-model begitu, jago banget editingnya. Bisa langsung subscribe ke channelnya dan liat video-video dia yang lain, salah satunya ada ini nih:

Minions In Jungle!

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 4:06 PM 0 comments
Baturaden Adventure Forest
tanggal 2 Maret yang lalu, aku dan teman-temanku ikut outbound di Baturaden yang diadain sama sekolah.
masih dingin kita bangun, segasik-gasiknya(?)
gimana lagi kan gak mau telat buat acara asik kaya ginian.
Kegiatan kali ini entah kenapa i feel  felt so excited. ya mungkin karena pertama kalinya outbound dengan suasana temen yang baru. nguehehe

Trus kenapa judulnya Minions In Jungle dew?



Ya soalnya, tempat outboundnya itu super hijau super asik like in a real jungle.

eh tapi emang masih jungle ding.
kalo minionsnya itu diambil dari nama kelas aja sih.
Yaudah kita mulai aja ya ceritanya, daripada aku kebanyakan ngomong wkwk


part of us
Sebelum berangkat, kita sarapn dulu. biar perutnya membesar kuat outbound seharian!

ini lagi sarapan.
Abis sarapan, kita berangkat.
nah pas di jalan itu, entah karena faktor udah sarapan mungkin ya.
ocehan kita itu jadi tambah kenceng tambah banter(?)
eh tapi enggak ding, kita kan kalem eh kecoret, KALEM.
Selama di perjalanan, the scenery was so beautiful!
Tuhan itu keren bisa bikin yang seindah itu, yang manusia gak bisa bikin.
ini contoh scenery di BAF
 Pertama dateng kesitu, kita disugguhin appetizer jajanan pasar yang enak-enak. ngehehe
tempat makannya juga enak. nih ada fotonya
kita nongkrong disini men
Abis itu, kita pemanasan sama bagi kelompok gitu.
bagi kelompoknya juga pake permainan(?)
at least, gue dapet kelompok yang namanya ragu-ragu untuk dibanggakan, MONYET GANTENG. 

*hening*

Pas pemanasan, keliatan banget excitednya kami buat ikut outbound hari itu.
ini lagi pemanasan

Singkat kata singkat cerita, kita dibagi jadi 3 kelompopk. habis itu kita main.

main apa dew?

Kita main permainan yang sederhana tapi manfaatnya sampe ke hati *eaaa
Ada 2 games yang jujur gue takutin, cause it use our brave in the high place~
at least, gue berani.
tapi kalo yang flying fox, no. 
ini kelompok kucing.


"percaya ga sama temen kamu?"

Oiya sebelum kita main-main, pake alat-alat keselamatan dulu ya :3


kurang lebih gini alatnya

Nah, abis itu kita maiiiiin!


Ini OTW flying foxxx


Like a monkey :3


Panjat tebing sebelum flying :x



pada akhirnya....
eh, setelah itu, kita balik lagi ke basecamp.
kita leyeh-leyeh, tidur, guling-gulingan,  makan siang.
hai pak sri :3

lihat muka kelaparannya
Habis makan siang, Kita...
Kita..
Kita..

kita duduk lagi ngobrol lagi soalnya kedatengan hujan. 
Heavy Rain, not Heavy Rotation. 
*tiba2melodydateng*

*hening*

Trus, kakak pemimbing yang kita sebut "CAPTAIN"
bilang gini,

"udah kita mulai aja ya trackingnya"

Ajegileeee, hujan sederas ini, sederas cintaku ke kamu, 
trus kita mau tracking?

YES ASIK!

Mulailah kita, trackingnya kalo dilihat dari kata-katanya si ga jauh,

"Muterin bukit doang kok"

ternyata men, pulang-pulang kaki pada rompal~

Setelah cukup jauh berjalan,
kulihat sosok yang tak asing bagiku..

Pak Kuswandiii!

*kaget*
*kemudianpingsan*
*TIBA-TIBAAFGANDATENG*

*hening*

Pak Kuswandi yang akrab dengan KWnya, ikut tracking with no sandals or shoes.

udah gila.

kalo ada fotonya ngakak pasti wakakak.

gini deh,
Pak KW waktu itu tracking ga pake alas kaki, trus dia bawa bambu runcing gitu kaya jaman perang kemerdekaan.

*terdengarsuarameriam*
*belandadatang*
*tiarap*

*hening*

Anehnya, kakinya pak KW strong ajatuh, gak ada lintah nemplok sama sekali-__-

abis tracking sejauh itu, kita nyebur ke lautan luka dalam sungai. 
rame-rame kita guyurin tuh pak KW wakaka

di sungai itu,
kita lakuin sebuah ritual. entah ritual apa tapi kurang lebih bisa bikin gila akut . 

*hening*

tapi sayang banget gak ada fotonya, soalnya memori di kamera udah full-__-

abis dari sungai, baru sadar kaki gue kena Pacet a.k.a Lintah.
sekali kena 2 pula-__-
btw lintah keren ya, kecil-kecil ngisep darahnya banyak :3
gak cuma gue doang yang di-lintah-in kok.
banyak temen-temen gue juga.

tapi pak KW tidak...

abis itu kita mandi, kita makan mendoan, 

KITA PULANG!

Sayang banget mesti pulang soalnya disitu bisa cuci mata si :3

akhirnya kita balik lagi ke rutinitas awal,

*hening*

Salam dari kita ya,


Tuesday, August 19, 2014

Ini Curhat

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 5:45 AM 0 comments
Hi there!

Udah lama banget *cieilah banget* ga ketemu ya kita. aku kangen bisa aktif nulis di blog kaya dulu lagi.
sekarang kerjaannya les-___-

tahun kedua aksel emang berat

ya tapi harus lah dijalanin namanya juga konsekuensi. kalo dari awal udah pilih aksel ya dijalanin *uhuk

by the way, aku lagi bingung nentuin kemana aku harus kuliah. bingungnya bukan karena belum tahu mau kemana, udah tau sih, cuma ya gitu masih rada gak yakin sama pilihan.

Orang tua sih cocok-cocok aja sama pilihan aku, tapi aku sendiri malah bingung.
jujur aku agak nyesel sama 3 semesterku yang lalu. itu jujur.

yang namanya anak pasti mau ya banggain orang tua mereka,

bikin orang tua bangga,

bikin orang tua seneng punya anak kaya kita,

bikin orang tua menitikkan air mata bahagia,

bikin orang tua suatu hari berkata "itu anakku lho" dengan bangganya

Tapi gini, aku itu masih rada takut sama persaingan. padahal hidup ini penuh persaingan ya wkwk

ga wajar emang, harus dihilangin emang, tapi ya gitu, susah.

aku anaknya ga pedean sih sama pilihan sendiri, makanya kadang berasa ga ngerti harus berbuat apa, harus kemana, harus gimana.

Ditambah lagi tahun ini gatau kenapa kok aku ngerasanya hari aku udah full banget. idk why.

Sebagai anak yang berbakti pada orang tua, sudah seharusnya kan aku....

bikin orang tua bangga,

bikin orang tua seneng punya anak kaya kita,

bikin orang tua menitikkan air mata bahagia,

bikin orang tua suatu hari berkata "itu anakku lho" dengan bangganya

tapi, aku takut malah ngecewain kalian, pak, bu.

trus intinya posting ini itu apa?

ya intinya aku lagi dalam keadaan bingung mau lanjut kuliah kemana, iya udah.



Yang lagi bingung,






Wednesday, April 23, 2014

Jatuh Cinta Diam-Diam

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 2:39 AM 0 comments

Diam, katanya emas. 
Jika memang begitu, harusnya orang yang jatuh cinta diam-diam praktis menjadi orang terkaya di dunia. 
Aku tahu! Mengapa jatuh cinta diam-diam tak kunjung membuat pelakunya kaya? 
Karena ‘emas’ yang di dapat karena diamnya habis digerogoti rasa penasaran dan kelelahan menebak-nebak.
Sesungguhnya benak orang yang jatuh cinta diam-diam adalah benak yang paling cerewet. Dalam pikirannya, orang yang jatuh cinta diam-diam akan terus berceloteh, bertanya, dan lagi, menebak. Mungkin terlihat tak ada lelahnya. Tetapi sebenarnya tak ada yang pernah menginginkan itu, hanya saja tak ada yang kuasa ketika itu menimpa dirinya.
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menghiasi pikiran. Aku, juga pernah jatuh cinta diam-diam. Kurang atau lebihnya, aku selalu bertanya.
“Apakah dia tahu kalau aku sering memandanginya bahkan ketika dia melakukan aktivitas sekecil apa pun?”
“Apa dia pernah melihatku, menyadari keberadaanku? Atau aku begitu tak nyata?”
“Pernahkah sedikit saja terlintas dalam pikirannya tentang aku?”
“Mengapa dia mengenakan baju dengan warna seperti warna kesukaanku?”
“Mengapa dia menyanyikan lagu favoritku di lorong kelas tadi?”
“Ah, bagaimana bisa dia bercerita ke temannya baru saja menonton film yang sudah berkali-kali aku tonton karena aku sungguh menyukainya?”
“Apakah dia punya perasaan yang sama denganku?”

Aku sering merenung, khususnya di malam hari. Tak mengerti mengapa hubungan antara satu manusia dengan manusia lain bisa begitu rumit, atau dibuat rumit oleh manusia itu sendiri? Entah.
Setahuku, komunikasi bisa meluruskan semuanya, menghilangkan penasaran, menghentikan kamu menebak-nebak. Bicara, dan kamu akan berhenti untuk lelah.
Karena orang yang jatuh cinta diam-diam, cintanya juga bisa berbalas. Balasan berupa penerimaan diam-diam, penolakan diam-diam, atau mungkin diabaikan diam-diam.

Sunday, April 13, 2014

Cerita Cinta Biasa

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 1:04 AM 0 comments
Gif: Tumblr (dreaming-when-lights-are-gone)
Ini tentang cerita cinta yang biasa saja. Tentang seorang pria yang berjalan di sebuah trotoar basah. Air hujan kala itu menyamarkan genang di matanya.
Tidak terjatuh. Air itu menggantung di pelupuk. Seperti rasa sesal yang tertumpuk. Bintik air mulai membasahi kemeja birunya. Ujung dasinya ia gulung kemudian dimasukkannya ke kantung kemeja, seperti enggan membuka dasi itu sama sekali. Tak ingin kebasahan, tapi melindunginya pun setengah hati.
Ada yang istimewa dengan dasi hitam itu.
Seolah tak takut pada rintik hujan, pria itu sama sekali tak mempercepat langkah kakinya. Tak ada kenaikan volume suara dari pantofel yang beradu dengan trotoar. Sesekali ia menengok ke kiri. Toko dan kedai satu persatu ia lewati.
Kali ini dia meluruskan tangannya ke depan, hanya untuk menyingsingkan lengan kemejanya, lalu membengkokkan sikunya hingga pergelangan tangan mendekati dada. Jarum jam di jam tangan hitamnya menunjukkan pukul 5.47 sore.
Sudah dua blok pria itu berjalan. Bahunya sudah membentur bahu orang lain tiga kali, hampir bertabrakan melawan lalu-lalangnya orang.
Pria itu memperlambat langkahnya, menengadah ke langit. Namun kini tak ada lagi titik air menjatuhi wajahnya. Hujan sudah reda. Ia bersandar di dinding sebuah toko roti. Seperti banyak yang dipikirkan, dahinya mengerut. Bola matanya menatap ke arah sudut kiri kelopaknya.
Tangannya mengepal. Ia memukul tembok. Kesal. Sekaligus terkejut. Ada sesosok pria terduduk satu setengah meter di kiri pria itu. Seorang pria lainnya. Sesosok pria tak berumah.
Gelandangan itu memegang sepotong kardus bertuliskan “uang, atau sebuah senyuman”.
Foto: Tumblr (thatfuckedupglory)
Mata sang pria memincing. Namun kemudian ia tersenyum. Berjalan perlahan mendekati si gelandangan, merogoh kantung celana bahannya, kemudian membungkuk. Diberikannya beberapa keping koin kembalian membeli kopi tadi sepulangnya bekerja. Pria itu tersenyum sekali lagi.
Gelandangan itu bertanya, “Hendak ke mana, Nak?”
“Entahlah. Aku pun tak tahu.”
“Mengapa berjalan jika tak tahu tujuan?”
“Aku ingin bertemu seseorang.”
Gelandangan itu menatap wajah sang pria lebih dalam dari sebelumnya, sebelum kemudian mengangguk perlahan mengusap janggut putihnya yang lebat. “Mengapa kamu memberikan semuanya?”
“Aku hanya memberikanmu koin,” jawab sang pria sedikit terheran, “bahkan ini masih ada sisa koin di sakuku.”
“Bukan. Aku hanya meminta uang, atau sebuah senyuman.”
“Ah, iya. Kalau bisa memberi semua, mengapa harus salah satu?”
Gelandangan itu tersenyum. “Kejarlah, Nak. Jangan setengah-setengah.”
Sang pria terdiam. Matanya terbuka. Ada degupan kencang di dadanya seraya ia berdiri kembali. Seketika ia melanjutkan langkahnya. Mempercepatnya. Bukan. Berlari!
Bagian bawah kemejanya mulai mengering, hanya tinggal bagian bahunya saja yang basah. Pria itu berhenti di satu persimpangan. Tepat di depan sebuah kios majalah. Sang pria menatap ke arah tiang lampu lalu lintas. Bibirnya terbuka membaca perlahan tulisan dari spidol merah di tiang itu.
Jio.
Ia berbalik dan menoleh ke arah kios majalah. Sontak pikiran pria itu terlempar jauh ke belakang. Tergambar sosok perempuan berambut panjang, tak terlalu lurus, sedikit ikal. Hidungnya tak mancung, malah cenderung besar. Pipinya pun mengingatkan pria itu tentang bakpao yang sering dijadikannya bahan ejekan untuk sang perempuan. Pria itu memanggilnya Jio.
Pria itu ingat betul perempuan yang ada di bayangannya sekarang sering mengeluhkan dirinya gendut. Perempuan yang sering merasa gendut itu telah membuat sang pria kurus karena sering memikirkannya.
24 menit sudah sang pria berdiri di persimpangan jalan itu. Selama itu, ia menancapkan tatapan ke kios majalah. Menunggu. Pria itu sesekali melihat jam tangannya. Kali ini jam tangannya menunjukkan pukul 6.57 malam.
“Harusnya sudah datang,” gumamnya.
Hingga Jio akhirnya tiba di kios majalah. Berbicara kepada penjaganya, menyerahkan sejumlah uang, dan mengambil majalah bergambar rumah di cover-nya.
Degup di dada sang pria semakin kencang. Ada lagi informasi kecil yang membangkitkan memori.Jio suka hal berbau interior. Pria itu mendadak ingat pernah membelikan Jio kursi unik berbentuk segitiga berwarna hijau sebagai hadiah ulang tahunnya.
Dengan keberanian terbesar yang selama ini ia kumpulkan, pria itu melangkah menghampiri Jio. Berhenti dan berdiri tetap di hadapannya. Jio terkejut, kemudian melihat dari kaki hingga kepala pria itu.
Jio, aku cuma ingin meminta maaf.”
“Nggak ada lagi …”
Belum selesai Jio bicara, pria itu menyambarnya. “Seumur hidupku aku nggak bisa hidup seperti ini. Hidup yang tanpa kamu di dalamnya.”
Jio terhenyak. Pipinya basah. “Aku yang harusnya minta maaf.”
Jio melangkah ke arah kanan pria itu. Cepat.
Belum sempat pria itu mengejar, Jio sudah disambut seorang pria dengan raut wajah agak kebingungan. Bahasa bibirnya menunjukkan, “Kamu kenapa?” bertanya kepada Jio, kemudian melayangkan sebuah pelukan di pundak.
Pria itu bergeming. Matanya menatap nanar. Bertambah lagi perbendaharaan sekuen pahit di hatinya. Yang bisa ia lakukan hanyalah merogoh sisa koin di kantung celananya, kemudian memandanginya. “Mengapa waktu itu tak kuberikan sepenuhnya?”
Pria itu menyesal karena tak selalu ada. Ia menyesal karena tak memberikan semua yang dipunya. Ia longgarkan simpul dasi hitam di kerah kemejanya dengan tangan kiri. Menggoyang-goyangkannya sedikit, kemudian melepasnya. Tak membuangnya, tapi menggenggamnya. Seperti hatinya masih ingin menggenggam, tapi harus melepas.
Kini, dahinya hanya bisa mengerut, menahan air mata untuk tak jatuh. Hanya tak ingin kelihatan cengeng.
Namun ada yang tak biasa dari alis tebalnya yang mengernyit. Sebuah petir menghunjam denyut jantungnya berupa rasa sakit. Sakit luar biasa, yang semuanya bermuara pada satu frasa. Rasa sesal.
Ini tentang cerita cinta yang biasa saja. Tentang seorang pria yang mencinta dengan biasa. Sebiasa ia bernapas. Saking terbiasa, hingga akhirnya sang pria tak bisa hidup tanpanya.

Saturday, April 12, 2014

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 8:29 AM 0 comments
Ada saatnya matahari harus tenggelam
Dan bila saat itu tiba, segala sesuatunya memang menjadi gelap
Tapi kita harus tahu bahwa Tuhan
memberikan bintang sebagai lentera dan bahwa sesudah terbenamnya, 
Matahari pasti akan terbit lagi hari esok.

-dwrnnthp



Merpatiku Telah Hilang Pergi

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 6:39 AM 0 comments
Merpatiku Telah Hilang Pergi

Author: Dewirinanti H.P

N
amaku Amalia Yosi Firdausa, panggil aku Osa. Hari ini hari pertamaku masuk sekolah. Di sebuah kelas di ujung lorong. Kulihat wajah-wajah yang tampak asing bagiku. Di keasingan itu, kulihat sebuah karunia Tuhan yang sampai saat ini aku sebut “semangat hidup”. Aku tak bisa lepas dari tatapan pertamaku, tatapan dimana aku terjebak dalam dimensi waktu yang seakan-akan berhenti berlari ketika bertatapan dengan sosok itu.

            Hari berganti hari, setiap bel kehidupan berbunyi ingin rasanya aku berlari menjumpai sosok tampan yang ku tak tahu namanya itu.

            Hari ini pelajaran olahraga, aku menyeka peluh di wajahku sembari menatap kelasnya yang kuanggap sebagai surga di sekolahku. Tenggorokanku sangat kering sehingga kupalingkan surga itu sejenak untuk membasahi tenggorokanku. Kulangkahkan kakiku menuju koperasi yang letaknya jauh dari “surga” itu. Sesaat setelah aku membuka lemari pendingin untuk mengambil minum, kulihat tangan yang kecoklatan, yang tidak asing lagi bagi mataku. Saat kuberanikan diri menatap wajahnya, dia menatapku kembali. Mata kami bertemu dan saat kusadar, dialah cahaya hidupku. Waktu seakan berhenti, kami berdua melempar senyum bersamaan seakan berkata berpisah. Setelah kejadian itu, kutahu sudah namanya, Prabandaru Samuel Haryono.

            Sam, nama yang indah, nama yang gagah. Nama yang tampan. Setampan dan segagah parasnya. Hari berganti hari, aku sudah mulai mengenali seluk-beluk tentang dirinya karena dia juga anak populer di sekolah. Selain itu, dia juga mahir dalam bela diri. Dia tergabung dalam kelompok silat “Merpati Putih”. Aku menyesal karena sudah terlanjur tidak memilih ekskul yang sama dengan Sam. Padahal awalnya aku ingin masuk ke ekskul itu, untuk meneruskan karirku dalam bidang bela diri.

            Tak terasa, sudah 1 semester aku dan Sam menjadi kakak dan adik kelas. Sudah 1 semester pula aku menatapnya satu arah tanpa dia mengetahui keberadaanku. Miris memang, tetapi apa dayaku untuk menjadi dekat dan menjadi sorotannya. Mungkin baginya aku hanyalah angin lalu yang hanya sesaat, tapi bagiku ia lebih dari sekedar angin, bagiku ia udara. Tanpanya tak ada pula semangatku.

            Aku merasa bersalah, karena tujuanku untuk datang ke sekolah sudah teralihkan. Yang awalnya berniat untuk menimba ilmu, namun yang terjadi hanya menimba info Sam. Aku sadar aku sudah seharusnya rajin belajar, tapi apa daya hatiku berkata lain, Sam sudah berhasil mencuri hatiku dan juga pikiranku.

            Setelah sekian lama, aku mulai mencari tahu tentang apapun tentangnya di sosial media. Dia bukan anak yang eksis di Facebook atau semacamnya. Kuberanikan diri untuk menekan tombol ADD FRIEND yang sampai sekarang tak kunjung dikonfirmasinya. Sedih rasanya, namun siapalah aku ini.

            Sore ini aku mengikuti kegiatan pramuka yang tentu saja menginap. Disitu mulai kukenal teman satu angkatanku yang juga “menjabat” sebagai Penggemar Rahasia Para Senior. Entah pesona apa yang dimiliki para senior kami sehingga kami takluk dibuatnya. Sebut saja Barbie, ia teman satu regu denganku. Ia juga anak Merpati Putih. Jujur aku sering merasa iri dengannya, ia yang terkenal supel dan cantik. Tak heran maka banyak senior yang terpikat olehnya.

            Malam saat kami sedang menikmati dingin, kami dikejutkan dengan suara Barbie yang baru saja mendapat pesan singkat dari Sam, “EH MAS SAM SMS AKU NIH!”. Saat aku mendengarnya, entah apa yang telah menyambar hatiku hingga menusuk ke dalam. Sakit sekali. Karena tak tahan dengan hal itu, aku memilih pergi dari kawananku.
            Setelah kejadian itu, mulai pupus harapanku untuk mendapatkan sosok tampan ber-ninja itu. Tetapi saat harapan itu pupus, sosok itu justru datang kembali membawa sejuta pesona barunya hingga hatiku tak kuasa menolak pesonanya, “AAA SAM POTONG KUMIS JADI TAMBAH CUTEEEE!!!”.

            Selepas kedatangan dia kembali ke hatiku, banyak kejadian yang mulai mendekatkan aku dengannya kembali. Bertemu di Musholla, dan entah berapa kali mata kami bertemu. Aku sangat menikmati kedekatan kami yang jauh itu. Aku senang kami bisa sedekat ini.

            Suatu hari kulihat ia bermain basket di lapangan,
“Sungguh tampan ciptaan-Mu yang satu itu ya Tuhan” , gumamku.
Peluh yang membasahi wajahnya, membuatnya terlihat lebih tampan, lebih keren dari biasanya. Entah apa lagi yang menyambar hatiku, rasanya seperti tersambar petir yang membawa zat-zat aneh yang disebut cinta.

“Dia tampan, apa mungkin ia menyukaiku? Atau hanya pungguk yang merindukan bulan?”

            Di siang yang panas ini, seperti biasa, kulekatkan pandanganku ke arah XII IPA 4, kelas Sam. Terlintas di benakku, sedang apa ia sekarang. Apa yang dia pikirkan sekarang. Ah tapi sudahlah, siapakah aku ini. Suatu saat, aku mencoba membuka profilnya di facebook. Saat aku mulai men-stalking accountnya, saat itu jugalah aku patah hati. Kulihat seorang perempuan yang tidak kukenal, memasang nama Sam sebagai sampulnya. Patah hatilah aku. Pupus sudah harapanku. Aku tak lagi berharap apapun tentang dia (lagi).

            Saat ku mulai berhenti untuk menyukainya, dia justru datang. Berusaha mengobati luka lamaku mungkin. Harapanku yang hancur kini mulai ditata ulang olehnya, entahlah. Tapi aku senang dia datang kembali. Ia tersenyum padaku, ia mulai bercerita tentang masa lalunya padaku. Aku dan dia dekat, sekarang. Bahkan tempat duduk di ninjanya pernah kutempati. Tak pernah kusangka bisa sedekat ini, lebih dekat dari sekedar senyum dari kejauhan. Ya memang status kami hanya teman, tapi apalah arti sebuah status? Aku bahagia bisa SEDEKAT ini dengannya. Merengkuh tangannya, merasakan hangatnya genggamannya. Seakan dialah milikku, dan akulah miliknya. “Tuhan, jangan pisahkan kami (lagi)” batinku. Dialah semangat hidupku yang pernah hilang dan sekarang datang kembali.

            Tak terasa sudah satu tahun aku menjadi adik kelas Sam. Kabarku sekarang baik, Sam juga baik. Tapi kisah kami tidak.

            Hari itu malam perpisahan di sekolah kami. Aku datang kesana tanpa Sam. Sam berkata bahwa ia tak akan datang karena ia tak menyukai pesta. Saat arlojiku menunjukkan angka 10, aku melihat sosok tampan yang sangat kukenali wajahnya, sangat kuhafal wangi parfumnya. Ya, itu Sam! Lalu mengapa ia disini? Coba kubuntuti dia sampai akhirnya ia berhenti di depan kelasnya. Aku hanya bisa melihat dari ujung lorong. Tempat dimana Sam tidak menyadari keberadaanku. Aku melihat Sam berbicara dengan seorang perempuan yang aku kenal. Ya, dia sahabatku sendiri, Lia. Kulihat dari kejauhan, Sam memberi sekuntum mawar merah lengkap dengan kado berkotak merah muda. Tak lupa Sam memberi kecupan di dahi Lia. Betapa hancur hatiku melihat kejadian itu. Kejadian yang lebih memilukan daripada remidi fisika.

“Jadi apa arti genggaman tangan itu? Apa arti semua puisi yang dikirimkannya di pagi hari? Apa arti setiap lagu yang pernah ia mainkan untukku? Apa arti semua mawar merah yang selalu ia berikan setiap pagi?”

Tak kusadari air mataku perlahan jatuh membasahi pipiku, dadaku terasa sesak, ingin rasanya kubunuh mereka.

            Melihat mereka yang seperti itu, tanpa pikir panjang lagi aku pergi menghampiri sepedaku. Kukayuh pedal dengan sekuat tenaga hingga darah mulai mengalir dari kakiku.

“Hatiku berdarah, begitu pula kakiku. Lalu bagaimana aku akan bangkit?”

Air mata yang menetes, darah, serta hujan mengiringi sakit hatiku di malam itu.



Merpatiku Telah Hilang Pergi. 

Thursday, March 20, 2014

Jawaban-jawaban Absurd Dalam Ulangan

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 6:44 PM 1 comments

Ulangan merupakan ajang hidup dan mati para pelajar untuk memperjuangkan nilainya. Mereka yang udah belajar bakal tenang-tenang aja dalam menghadapi ulangan. Mereka yang belum belajar bakal nangis dan bilang, "Padahal gue pengin jawab itu." saat ulangan dibagikan. Ada yang bodo amet sama nilainya, ada yang nyalahin buku pelajaran, ada yang belum dibagiin aja udah nanyain ada remedial atau nggak. Setelah gue perhatikan, ada lagi satu fenomena unik yang terjadi saat ulangan dibagikan. 


Ya, itu adalah saat di mana si pelajar pintar mendapat nilai ulangan jelek. 

Kebanyakan pelajar pintar yang dapat nilai ulangan jelek akan ngecek jawaban ulangan pelajar lain yang lebih bodoh dari dirinya. Pelajar pintar akan ngecek jawaban ulangan dengan naluri pembunuh bayaran sambil bilang, "Gue bakal nemuin kesalahan lu. Nilai lu nggak boleh lebih dari gue!" dalam hati. Memang licik sekali. Soalnya gue juga pernah. 

Tapi bukan itu yang pengin gue bahas. Kali ini, gue akan membahas seputar jawaban-jawabanabsurd yang ada dalam ulangan. Gue menyimpulkan, mereka yang menjawab ulangan dengan jawaban absurd ini adalah: 
1) Mereka yang berpikir out of the box
2) Imajinasinya tinggi. 
3) Otaknya geser. 
4) Udah terlampau kreatif. 
Gue sendiri nggak kebayang dengan jawabannya. Dan gue yakin, gurunya pasti stress banget. Kalo gue yang jadi gurunya, mungkin gue akan langsung pensiun dan berhenti mengajar selama-lamanya.

Di satu sisi, pelajar pasti udah belajar mati-matian. Tapi pas ulangan, mendadak langsungblank, pasrah, atau mengalami penggeseran otak secara tiba-tiba. Nah, ini adalah jawaban-jawaban absurd dalam ulangan yang bisa bikin kita geleng-geleng kepala:

1.
Jawaban absurd dalam ulangan | Kasih sayang pembantu

"Gambar di samping mewujudkan kasih sayang seorang: A. pembantu." Gue yakin banget, pelajar SD ini kurang mendapat kasih sayang dari orang tua. Anak ini pasti sering nongkrong di Indomaret dan bergaul dengan para kasirnya. Suka nemenin pembantunya belanja lalu mojok bareng tukang sayur. Semoga orang tuanya cepat ditemukan. 

2.
Jawaban absurd dalam ulangan | Napoleon

"In which battle did Napoleon die?"
His last one. Oke...

"Where was the Declaration of Independence signed?"
On the bottom of the page. You don't say?

"What can you never eat for Breakfast? 
Lunch & Dinner. Yaiyalah!

.... "If you had 3 apples and 4 oranges in one hand and 3 oranges and 4 apples in the other hand, what would you have?"
Very large hands. Argggghhh!!!

Yang lebih absurd lagi, walaupun dapet nilai F, pelajar satu ini mendapatkan nilai A+ untuk kreativitasnya. Salut.

3.
Jawaban absurd dalam ulangan | Segitiga sama kaki

Yak, pelajar satu ini benar-benar menggambar segitiga sama kaki!

4.
Jawaban absurd dalam ulangan | Ketumpahan kopi

Ini juga nggak kalah kreatif. Jawaban essay pertamanya rahasia. Jawaban essay kedua ketumpahan kopi. Nggak habis pikir, apa yang ada di otak anak ini. Tapi, terima kasih, karena udah memberikan ide jawaban yang brillian. Nanti, bakal gue coba praktekin. 

5.

Jawaban absurd dalam ulangan | BENAR dan TEPAT

Udin benar-benar pelajar yang menaati peraturan. "Jawablah pertanyaan berikut dengan BENAR dan TEPAT." Dan lihat, jawabannya BENAR dan TEPAT semua! Bravo, Udin! Yang bikin gue ketawa, adalah jawaban nomor 3. Mungkin menurut Udin, dengan dicoretnya jawaban BENAR dan diganti dengan TEPAT bisa mengubah nilai ulangannya. Ya, siapa tau. 

6.
Jawaban absurd dalam ulangan | Realitas

Inilah yang namanya realitas. Di zaman sekarang ini, nggak bisa disalahin juga sih jawabannya. 

7.

Jawaban absurd dalam ulangan | Doa

Biar gue tulis ulang kalo gambarnya nggak kelihatan: 

"1. Buktikan garis berat suatu segitiga adalah 2 : 1. 

Jawaban: Saya bingung pak, apa yang mau saya buktiin. Ini semua telah dirancang oleh Tuhan. Segala sumber ilmu pengetahuan berdasarkan firman Tuhan dan dia yang menjadikannya baik. Jadi menurut saya tidak ada yang perlu dibuktikan, karena pembuktian ini hanyalah bentuk ketidakpercayaan saya dengan Tuhan. Karena saya percaya Tuhan saya, Tuhan yang benar. Saya percaya kepada-Nya bahwa garis berat dari suatu segitiga adalah 2 : 1! 'Barangsiapa yang tidak percaya kepada-Nya, hidupnya akan binasa.' "

Menurut gue, pelajar yang satu ini kayaknya salah jurusan, mengalami tekanan batin, atau udah bener-bener pasrah sampai nggak tahu harus jawab apa. Gue yakin, walaupun nilai matematikanya jelek, nilai agamanya pasti tinggi. Ini juga sebagai pelajaran sih, bahwa ketika kita nggak bisa menjawab soal ulangan, pastikan aja iman kita kuat. 

8.
Jawaban absurd dalam ulangan | Polisi

Anak yang jujur sekali. "Siapa dia?" Polisi. "Apa saja tugasnya?" 1) Minta uang. 2) Jagain jalan. 3) Baris-baris. Udin, is that you? 

9. 
Jawaban absurd dalam ulangan | X

Seorang pelajar jenius dengan IQ lebih dari 200 telah lahir. Lihat, betapa cepatnya dia menemukan "x". Gue pernah make cara ini pas ulangan matematika karena udah saking pasrahnya. Bukannya dibilang jenius, jawaban gue malah disalahin sama guru. 

10.
Jawaban absurd dalam ulangan | Pac-Man

Anak ini pasti nggak suka matematika. 

11. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Hitler

"Who has Adolf Hitler?" Malah digambar. Ini juga harusnya nggak disalahin, sih. 

12. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Sin x

Gue paham langkahnya, karena gue pernah melakukan ini. 

1/n sin x = ? -> huruf n dicoret -> tinggal si x -> six -> 6. 

13. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Duck typo

Lagi-lagi, pelajar salah gaul. Mungkin, ini adalah asal muasal dari typo yang sebenarnya. Gue kira, ngetik doang yang bisa typo. Nulis juga bisa ternyata. Salahkan keyboard yang huruf "d" dan "f" -nya bersebelahan. Eh, tapi ini nulis pake pensil, ya. 

Gue berharap, semoga ini bukan Udin.

14. 
Jawaban absurd dalam ulangan | Expand = memperluas

Expand artinya memperluas. Kalo soalnya begini, menurut gue jawabannya nggak salah. Karena 2(x+y) benar-benar diperluas oleh pelajar satu ini. Mungkin, trik ini bisa gue pake nanti saat ulangan. Kalo guru gue protes, gue kasih kamus bahasa Inggris. 

15.
Jawaban absurd dalam ulangan | Matematika tetris

Stress dengan pelajaran Matematika nggak membuat pelajar satu ini kehabisan ide. Dia malah menggambar tetris, padahal disuruhnya grafik parabola. Creativity level: insane

***

Sebenarnya, masih banyak jawaban-jawaban absurd dalam ulangan yang gue temukan. Tapi kalo gue langsung share semua di sini, kebanyakan. Mungkin, postingan ini ada edisi keduanya. Tunggu aja nanti. Kapan-kapan, ya. Kesimpulannya: pasrah membuat kreativitas seseorang meningkat. Ya, saat ulangan dan nggak tahu jawaban misalnya. Pasrah aja. Soal yang jawabannya susah itu menandakan, kreativitas kalian sedang diuji. Jadi, tinggal memilih: mau ikut rumus yang ada di catatan, atau membuat rumus sendiri dengan imajinasi? Risikonya memilih opsi kedua adalah nilai ulangan jelek. Kecuali gue gurunya. 

Dan untuk menutup postingan kali ini, ada sebuah rumus absurd yang sebenarnya nggak gue anjurkan. Tapi kalo mau percaya dikit boleh sih:

Study = no fail..... (1)
No study = fail..... (2)

(1) + (2) 

Study + No study = no fail + fail
Study (1+no) = fail + (1+no)
Study = fail

***

Wednesday, March 19, 2014

Bahas Politik Indonesia Yuk!

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 8:28 PM 0 comments
Hai semuanya!

bentar lagi negara kita tercinta bakal ngadain pesta demokrasi yaa~
yang belum tau, maksudnya itu mau ngadain pemilu.
Pasti udah pada tau semuanya ya,
bisa dilihat kalo kita lagi di jalan,
banyak banget kan spanduk, baliho, apapun lah itu sarana kampanye para caleg.

kampanye?
kampanye itu cara mencari pencitraan, cara menarik perhatian dan diatur semenarik mungkin
biar rakyat percaya sama para caleg, biar rakyat percaya kalo para caleg itu PRO RAKYAT.

Nah,
yang penting sekarang, kita itu harus selektif.
apalagi kita sebagai para pemilih muda, kita harus bisa memilih mana yang asli baiknya,
mana yang palsu.

Coba deh sekarang kita lihat,
spanduk-spanduk tentang promosi caleg itu udah ga menarik lagi, isn't it?

soalnya udah ketahuan lah, kebanyakan calon legislatif kalo udah kepilih pasti berulah.
gak lagi PRO RAKYAT, tapi ya gitu, mementingkan dirinya sendiri, sampai akhirnya dia jatuh sendiri~

Spanduk kaya gitu tuh paling cuma butuh modal:
1. UANG
2. SENYUM
3. PARAS
4. SLOGAN "STOP KORUPSI"


spanduk kaya gituan udah banyak lah, jadi kita harus lebih selektif buat milih.

btw, caleg itu gak jauh beda ya sama SPG.

kenapa?

ya soalnya, SPG sama Caleg sama-sama menawarkan produk-produk yang dimilikinya, kepada orang-orang yang ngga mereka kenal dan ngga kenal sama mereka, yang tujuan akhirnya, biar mereka terpilih~ Smiley

cuma bedanya,
kalo SPG itu dandan karena tuntutan profesi
tapi kalo caleg itu dandan karena manipulasi Emoticon

maksudnya manipulasi itu ya, para caleg cuma terlihat baik pas kampanye aja,
tapi pas udah kepilih? KELIHATAN ASLINYA.
ya tapi kan ga semua caleg kaya gitu,  ada yang beneran baik dan beneran kepengin mengusahakan aspirasi rakyat biar Indonesia jadi lebih baik. Smiley
kita semua juga maunya gitu ya,
pengen Indonesia yang lebih baik.

jadi sekali lagi aku ingetin,
jadilah pemilih yang selektif dan cerdas. oiya, jangan malah golput.

Buat bapak-bapak ibu-ibu calon anggota legislatif ,
kami harap anda semua andaikan terpilih,
tolong menjadi anggota legislatif yang baik ya.
jangan pentingin ego sendiri.
apalagi sampe korupsi.

dosa loh pak, bu Emoticon

gak mau kan negara kita jadi tambah melarat lagi? tambah bobrok lagi?

udah cukup lah kita semua dibodohi sama tingkah licik anggota yang lalu,

oiya semuanya,
kalian juga bisa perhatiin ya.
nanti kalo udah kepilih jadi anggota legislatif, bisa dilihat mana yang kinerjanya agak ngga bener.
yaudah maklumin aja,
soalnya kan mungkin dia udah capek kerja pol-polan pas kampanye :V

yaudah ya,
semoga abis kita bahas ini,
kalian semua dapet pencerahan biar kalian jadi pemilih yang cerdas.

dan jangan lupa ya,
kita sukseskan pemilu tahun 2014!

Sunday, March 16, 2014

Nenek OPLAS jadi justin Bieber

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 9:35 PM 0 comments
Nenek-Nenek Operasi Plastik Jadi Justin Bieber!

Well, it's not exactly like what it said in the title but, just watch this cool video of this Grandma transforming into Justin Bieber

Cool, huh?
Video-video Alexander K. lainnya juga model-model begitu, jago banget editingnya. Bisa langsung subscribe ke channelnya dan liat video-video dia yang lain, salah satunya ada ini nih:

Minions In Jungle!

Posted by Dewirinanti Hayuning Prabajati at 4:06 PM 0 comments
Baturaden Adventure Forest
tanggal 2 Maret yang lalu, aku dan teman-temanku ikut outbound di Baturaden yang diadain sama sekolah.
masih dingin kita bangun, segasik-gasiknya(?)
gimana lagi kan gak mau telat buat acara asik kaya ginian.
Kegiatan kali ini entah kenapa i feel  felt so excited. ya mungkin karena pertama kalinya outbound dengan suasana temen yang baru. nguehehe

Trus kenapa judulnya Minions In Jungle dew?



Ya soalnya, tempat outboundnya itu super hijau super asik like in a real jungle.

eh tapi emang masih jungle ding.
kalo minionsnya itu diambil dari nama kelas aja sih.
Yaudah kita mulai aja ya ceritanya, daripada aku kebanyakan ngomong wkwk


part of us
Sebelum berangkat, kita sarapn dulu. biar perutnya membesar kuat outbound seharian!

ini lagi sarapan.
Abis sarapan, kita berangkat.
nah pas di jalan itu, entah karena faktor udah sarapan mungkin ya.
ocehan kita itu jadi tambah kenceng tambah banter(?)
eh tapi enggak ding, kita kan kalem eh kecoret, KALEM.
Selama di perjalanan, the scenery was so beautiful!
Tuhan itu keren bisa bikin yang seindah itu, yang manusia gak bisa bikin.
ini contoh scenery di BAF
 Pertama dateng kesitu, kita disugguhin appetizer jajanan pasar yang enak-enak. ngehehe
tempat makannya juga enak. nih ada fotonya
kita nongkrong disini men
Abis itu, kita pemanasan sama bagi kelompok gitu.
bagi kelompoknya juga pake permainan(?)
at least, gue dapet kelompok yang namanya ragu-ragu untuk dibanggakan, MONYET GANTENG. 

*hening*

Pas pemanasan, keliatan banget excitednya kami buat ikut outbound hari itu.
ini lagi pemanasan

Singkat kata singkat cerita, kita dibagi jadi 3 kelompopk. habis itu kita main.

main apa dew?

Kita main permainan yang sederhana tapi manfaatnya sampe ke hati *eaaa
Ada 2 games yang jujur gue takutin, cause it use our brave in the high place~
at least, gue berani.
tapi kalo yang flying fox, no. 
ini kelompok kucing.


"percaya ga sama temen kamu?"

Oiya sebelum kita main-main, pake alat-alat keselamatan dulu ya :3


kurang lebih gini alatnya

Nah, abis itu kita maiiiiin!


Ini OTW flying foxxx


Like a monkey :3


Panjat tebing sebelum flying :x



pada akhirnya....
eh, setelah itu, kita balik lagi ke basecamp.
kita leyeh-leyeh, tidur, guling-gulingan,  makan siang.
hai pak sri :3

lihat muka kelaparannya
Habis makan siang, Kita...
Kita..
Kita..

kita duduk lagi ngobrol lagi soalnya kedatengan hujan. 
Heavy Rain, not Heavy Rotation. 
*tiba2melodydateng*

*hening*

Trus, kakak pemimbing yang kita sebut "CAPTAIN"
bilang gini,

"udah kita mulai aja ya trackingnya"

Ajegileeee, hujan sederas ini, sederas cintaku ke kamu, 
trus kita mau tracking?

YES ASIK!

Mulailah kita, trackingnya kalo dilihat dari kata-katanya si ga jauh,

"Muterin bukit doang kok"

ternyata men, pulang-pulang kaki pada rompal~

Setelah cukup jauh berjalan,
kulihat sosok yang tak asing bagiku..

Pak Kuswandiii!

*kaget*
*kemudianpingsan*
*TIBA-TIBAAFGANDATENG*

*hening*

Pak Kuswandi yang akrab dengan KWnya, ikut tracking with no sandals or shoes.

udah gila.

kalo ada fotonya ngakak pasti wakakak.

gini deh,
Pak KW waktu itu tracking ga pake alas kaki, trus dia bawa bambu runcing gitu kaya jaman perang kemerdekaan.

*terdengarsuarameriam*
*belandadatang*
*tiarap*

*hening*

Anehnya, kakinya pak KW strong ajatuh, gak ada lintah nemplok sama sekali-__-

abis tracking sejauh itu, kita nyebur ke lautan luka dalam sungai. 
rame-rame kita guyurin tuh pak KW wakaka

di sungai itu,
kita lakuin sebuah ritual. entah ritual apa tapi kurang lebih bisa bikin gila akut . 

*hening*

tapi sayang banget gak ada fotonya, soalnya memori di kamera udah full-__-

abis dari sungai, baru sadar kaki gue kena Pacet a.k.a Lintah.
sekali kena 2 pula-__-
btw lintah keren ya, kecil-kecil ngisep darahnya banyak :3
gak cuma gue doang yang di-lintah-in kok.
banyak temen-temen gue juga.

tapi pak KW tidak...

abis itu kita mandi, kita makan mendoan, 

KITA PULANG!

Sayang banget mesti pulang soalnya disitu bisa cuci mata si :3

akhirnya kita balik lagi ke rutinitas awal,

*hening*

Salam dari kita ya,


 

The Incredible One Copyright © 2009 Baby Shop is Designed by Ipietoon Sponsored by Emocutez